Sunday, November 3, 2024

KUTUNGGU CINTAKU DI KARANG AGUNG ILIR

 

Sudah enam bulan kakiku menginjak Ibu Kota Negara ini, Aku hanya gadis dari daerah transmigran yang terpencil di Provinsi Sumatra Selatan, bermodalkan nekat dan alamat saudara-saudara orang tuaku di Jakarta yang asli Cilacap aku datang untuk mengubah nasib. Usiaku baru tujuh belas tahun saat aku mulai mencoba menaklukan kerasnya Ibu Kota, dengan Bantuan Bibiku aku bisa bekerja di sebuah perusahaan garmen            di kawasan Tanjung Priok Jakarta Utara. Aku Kos bersama bibi yang umurnya hanya selisih 4 tahun denganku dan dua sepupuku  di pinggiran Tanjung Priok. Setiap pagi aku dan ribuan pekerja wanita lainya dari kosan masing masing berjalan beriringan bersama menuju ke Tempatku bekerja. Untuk menghemat uang kadang aku sudah bawa bekel dari tempat kos berupa gorengan dan lontong untuk sarapan. Tapi entah kenapa hari ini aku mau diajak sarapan di warung makan yang letaknya disekitar kawasan perusaahan tempatku bekerja oleh sepupuku. Saat masuk kedalam warung makan itu ada dua pemuda dengan berpakaian warepack sedang makan dan mereka memandangi kami tiga gadis yang baru masuk, kami memesan tiga mangkuk mie telur dan tiga botol minuman teh dingin dan duduk disebelah meja dua pemuda tadi karena warung ini hanya ada dua meja dan satu meja panjang yang menempel di dinding dengan empat bangku di stiap mejanya. “Tri tolong sausnya dong’ pinta sepupuku yang bernama Ina, akupun memberi sebotol saus yang kebetulan ada didekatku. Tri sambalnya dong, kembali Ina meminta tolong kepadaku. Ternyara sarapan dan panggilan ini menjadi satu hal yang merubah masa depanku. Saat kami asyik menikmati mie telor salah satu pemuda itu yang nantinya aku kenal bernama Anwar bertanya pada sepupuku yang bernama Mia ,

Mba, tinggal dimana ?

Bak Air " jawab Mia singkat.

Kos kosan siapa ?

Haji Zaenudin.

Asli mana ?

Cilacap...

Mas nanya nanya kaya Polisi aja , ina ikut berbicara.

Saya Bukan Polisi mba tapi Angkatan Laut jawab Anwar sambil nyengir kuda. Beda dengan pemuda satunya yang hanya sekilasan saja memandang ke arah kami. Selesai sarapan kami kembali ke tempat kami bekerja dan aku melupakan kejadian dalam warung mie telor tadi. Namun pada hari ketiga setelah sarapan itu, di halaman tempat kosku ada sebuah motor dengan wrna abu – abu dengan nomor plat dinas TNI AL terpakir. Ina dan Mia pun ikut terkejut sambil berbisik hayo siapa nih yang diapelin sambil tersenyum senyum, (karena dari kami bertiga memang belum ada yang punya pacar) sedangkan aku hanya diam karena seingatku saat tak ada dari kami yang punya kenalan TNI AL. Saat kami masuk lewat pintu samping rumah kos itu ibu kos sudah ada di lorong menuju pintu samping, : Tri, ada yang nyari kamu tuh di ruang tamu’ yah ternyata si Tri yang diapelin sahut Ina sepupuku dengan mimik antara kecewa dan menggodaku. Deg aku kaget bercampur heran, hati ini berdebar ngga karu-karuan, kok nyari saya, kok kenal saya, batinku, seingatku aku tidak pernah punya kenalan Anggota TNI AL, ku beranikan diri menemuinya. Deg kembali dadaku bergetar ternyata yang duduk di kursi diruang tamu adalah pemuda yang waktu itu ketemu di warung mie telor saat sarapan namun pemuda ini adalah yang hanya diam saja saat itu dan kali ini tidak memakai baju warepack namun baju biasa, kembali pertanyaan dalam hati muncul, kenapa mencari saya bukan Mia ataupun Nia .

Setelah aku duduk dikursi depannya aku bertanya dengan suara agak gemetar karena baru kali ini aku dikunjungi seorang lelaki yang tidak aku kenal “ Ada apa anda mencari saya ?

Saya pengin mengenal kamu, jawabnya singkat.

Tahu nama saya darimana ?

Saya tidak tahu nama kamu kok..

Lho kata ibu, anda mencari saya ?

Iya tadi saat aku datang kesini ditanya sama ibu yang tadi , mau cari siapa yah ? aku bingung menjawabnya karena kita belum berkenalan satu sama lain, hanya saja aku ingat ada yang memanggil nama Tri jadi aku bilang ke ibu kos cari Tri .


Iya , karena saat dianya ibu tadi aku hanya tahu nama Tri yang disebut selama kalian makan kemarin. Jelasnya

Ha, hanya karena namaku yang disebut sama Ina saat minta tolong diambilkan botol saus, jadi aku yang dicarinya? Aku membatin.

Jadi sekarang anda mau ketemu siapa, saya atau dua saudaraku ?

Ya kamulah kan aku carinya Tri bukan dua saudaraku’ jawabnya datar mungkin dengan berusaha melucu tapi terasa wagu (garing).

Nah sekarang sudah ketemu mau apa tanyaku sekedar basa basi,

Ya mau kenalan, nama saya Arton , alamat di KRI TSG 536, pekerjaan jelas Anggota TNI AL Umur 23 menjelang 24.

dan semenjak saat itu dia selalu datang ke tempat kosku dan dia yang menghiasi hari hariku dengan keindahan dan kebahagiaan atau yang biasa orang sebut “berpacaran”

Pada bulan kedua kami berpacaran, Bibiku akan melangsungkan pernikahan di Cilacap dan kedua orang Tuaku akan datang dari Sumatera akupun gembira disamping akan bertemu kedua Orangtuaku juga aku ingin mengenalkan Mas Arton ke kedua Orangtuaku sebagai calon pendamping hidupku. Antara bahagia dan sedikit rasa takut akan keseriusan Mas arton kepadaku karena selama dua bulan ini aku belum pernah dikenalkan kepada Orangtuanya di Kota Kelahirannya. Dan malam ini akupun akan mengutarakan perihal kedatangan Orangtuaku. Di Pantai Ancol ditemani semilir angin laut jawa dengan dihiasi lampu lampu sepanjang tepian pantai disuguhi pemandangan lampu lampu kapal dikejauhan aku berbicara padanya.

Mas Orang tuaku akan datang ke Jawa, Kataku kepada Mas Arton, yang sedang duduk disampingku dan memandangi lampu lampu kapal.

Lah memang Orangtuamu dari mana ? tanyanya sambil matanya memandang wajahku dengan mimik heran . Deg aku kaget aku lupa belum memberitahunya bahwa aku dan keluargaku tinggal di Pulau Sumatera dan mas Arton tahunya aku dari Cilacap . dengan agak khawatir aku memberitahunya , Mas, aku memang asli orang Cilacap Jawa Tengah tapi sejak umur 3 Tahun Orang Tuaku ikut Program Transmigrasi di daerah Sumatera Selatan tepatnya di Karang Agung Ilir Plimer 5 Perak 4 Musi Banyu Asin.

Ohw.. hanya itu saja yang keluar dari mulutnya.

Kapan ?

Dua hari lagi ...

Hemm.. maaf aku tidak bisa menemui orang tua kamu karena besok aku akan berangkat ke Natuna untuk serpas Pam Perbatasan. Makanya malam ini aku ajak kamu jalan kesini, aku ingin menghabiskan malam ini bersamamu.

Aku kecewa.. namun aku terima karena aku tahu apa tugasnya sebagai Anggota KRI jenis Landing Ship Tank yang fungsi utama adalah Kapal angkut Personil dan Material.

Berapa lama ?

Saya tidak tahu , satu minggu atau dua minggu.

Ya sudah nanti kalau sudah balik dari Natuna segera kabarin aku .

Baik..

Sepii... antara kecewa dan penasaran akan kesungguhan cintanya kepadaku saling berpacu dalam lubuk hatiku. Belum tentu setahun sekali Orang Tuaku pulang ke Kota asalnya di Cilacap. Dan juga sering aku dengar dari teman maupun saudaraku , sudah biasa kalau Anggota TNI apalagi TNI AL suka hanya main main sama Perempuan..

Dan hari saat Orang Tuaku Datang menggunakan Bus Ketempatku dan besoknya kami bersama dengan sepupuku berangkat. Dan saat di Cilacap dua sepupuku memberitahukan ke Orang Tuaku kalau aku sudah berpacaran dengan dia.

Hari ke lima aku menelpon ke ibu kosku menanyakan kabar Dia dan aku terkejut ternyata semalam dia sudah datang dan menanyakan alamatku yang di Cilacap namun karena tidak tahu maka dia pergi lagi. Besoknya aku pamit ke kedua orangtuaku untuk ke Jakarta dengan maksud akan memberitahu bahwa Kedua orang Tuaku ingin bertemu dengannya. Sesampainya di Jakarta Aku menemuinya dan kusampaikan bahwa kedua orang tuaku akan mampir di Jakarta dan ingin ketemu dengannya .

Mas besok Kedua Orang tuaku akan mampir di jakarta sebelum kembali ke Sumatera.

Ya, Besok aku akan datang ..

Aku sangat gembira menantikan hari esok...

Jam Menunjukan Pukul 14:30 aku berdebar-debar sudah 30 menit dari jam dinas dari kekasihku sudah selesai namun kehadirannya belum ada. 15:30 semakin gelisah aku menantikanya , sementara kedua orangtuaku sudah sehari di tempat kosku, tujuannya silahturahmi dengan adik adik bapakku yang tak lain adalah Paman dan Bibiku yang bekerja dan tinggal di Jakarta. 21:30 dia tidak sampai juga, marah kecewa dan sedih perasaanku bercampur aduk. Dan sudah tiga hari saat besok kedua orangtuaku akan kembali dia tak juga muncul, ingin ku datangi kesatrian dimana tempatnya bertugas namun ku tahan. Malam hari ini aku menangis dan kedua orang tuaku hanya bisa menghibur, Ndo mungkin dia bukan jodohmu. Semakin hancur hatiku, dan malam itu juga aku putuskan untuk ikut kedua orangtuaku kembali ke Sumatra akan kubawah luka hatiku dan semua kenangan bersamaku di kampung halamku, kutinggalkan cintaku di Ibukota ini.

Dan Pagi pagi kami berangkat, selama perjalanan dua hari satu malam dengan Bus Lintas Sumatra, tak sanggup menahan airmata kecewa. Kedua orang tuaku berusaha menghiburku namun tetap luka hati terasa sakit dan perih.

Tiga bulan sudah aku di rumahku yang berdindingkan papan dan beratapkan daun nipah di kampung halamanku Karang Agung Ilir Provinsi Sumatra Selatan yang jauh dari keramaian dikelilingi pohon kelapa serta pemadangan Sawah sedikit banyak sudah bisa mengobati luka dihati dan aku sudah bisa tersenyum karena dukungan keluargaku beserta teman teman sepermainanku, namun disuatu sore menjelang maghrib saat aku di dapur mempersiapan makan malam untuk keluargaku, adiku yang paling kecil berlari masuk ke dapur dan setengah berteriak kepadaku

“ Yu !

Apa ?

Ada Tentara mencari yu Fitri ..

Yang bener ..

Iya kaeh di depan katanya mencari rumahnya yu Fitri..

Bergegas aku menuju ke depan ingin tahu siapa yang mencariku

Dan kulihat “Dia’ dengan pakian Loreng TNI dengan memakai baret warna hitam (biru dongker) sedang duduk di ruang tamu sambil berbicara dengan bapakku, yah dia yang sudah membuatku rindu, kecewa dan marah sekarang duduk di ruang tamu rumahku.

Hai, sapanya kepadaku dengan sedikit senyum, aku hanya terpaku ingin aku berlari meluknya namun justru kakiku melangkah masuk kedalam kamarku dan aku menangis di atas kasurku dengan mendekapa bantal, aku tak tahu aku meangis karena marah, atau senang, kecewa atau bahagia, Tapi aku masih tak percaya kalau dia sampai di rumahku. Tak berapa lama bapakku masuk kedalam kamarku,

Tri, tuh ada yang mau ketemu kamu, dari jauh lho Jakarta

Aku masih menangis..

Sudah jangan menangis temuin dulu,

Dengan masih sesenggukan aku keluar kamar dan melihat wajahnya yang masih tersenyum lagi, bergemuruh hatiku antara pengin menampar wajahnya atau memeluknya menumpahkan segala perasanku. Akupun bertanya dengan nada sedikit marah

“ Mau apa kesini ?’

“Melamarmu, jawabnya singkat seperti biasa

Dan aku kembali menangis hanya kali ini tangis bahagia..

 

 

Karang Agung Ilir Sumatera Selatan11 Juni 1998